Harga Beras Kian Melonjak, Ini yang Jadi Penyebabanya

Sabtu, 24 Februari 2024 - 06:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKNUSANTARA | JAKARTA – Akhir-akhir ini, harga beras di sejumlah daerah terus mengalami kenaikan harga. Hal ini tentunya membuat masyarakat terus mengeluh.

Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras premium dan medium kompak naik ke level rekor baru pada hari Kamis (22/2/2024).

Harga beras premium naik Rp60 ke Rp16.270 per kg hari ini, sementara beras medium naik Rp90 ke Rp14.230 per kg. Sepekan lalu, (15 Februari 2024), harga beras premium masih di Rp15.900 per kg dan beras medium di Rp13.950 per kg. Harga tersebut sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, HET beras berlaku sejak Maret 2023 adalah Rp. 10.900/kg medium, sedangkan beras premium Rp 13.900/kg untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sementara, HET beras di Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp 11.500/kg medium dan beras premium Rp 14.400/kg.

Sementara di zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800/kg.

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa menyebut faktor perubahan iklim yang tidak menentu jadi penyebab tanaman padi petani gagal, hingga menyebabkan harga beras di pasaran menjadi naik.

“Kemarin waktu kita (Bapanas) ke lapangan, ke daerah Grobogan dan lain sebagainya, itu ada 3 ribu hektare (sawah) tergenang banjir. Ternyata, pas hujan kencang dia kencang banget hujannya, akhirnya banjir,” kata Ketut, Kamis (22/2/2024).

“Ini ada potensi gagal. Mudah-mudahan tidak gagal ya, tapi ada potensi yang harus kita waspadai. Itu kan petani mengeluarkan ongkos yang lebih juga. Sementara di tempat lain agak tinggi, di tempat lainnya agak rendah hujannya. Nah ini efek gorila El Nino kita katakan. Dampaknya ini sudah mulai dirasakan petani,” ujarnya.

Meski begitu, Ketut menambahkan, pihaknya tetap mengacu kepada Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, yang menyatakan bulan pada Januari-Februari 2024 ini, produksi padi masih akan minus dari kebutuhan.

“Artinya memang Januari-Februari itu memang kita agak lumayan koreksinya,” tutur dia.

“Namun, di bulan Maret menurut prediksi KSA BPS kita produksinya sudah sekitar 3,5 juta ton beras. Jadi ini akan terjadi surplus. Harapan kita habis Maret, April, Mei, Juni juga terjadi surplus. Kalau itu terjadi, maka mulai lah akan terjadi penyesuaian atau koreksi harga yang ke bawah,” ujar Ketut.

Harga Gabah Melonjak

Di sisi lain, harga gabah juga terpantau naik. Harga Gabah Kering Panen (GKP) sekarang ini sudah di Rp7.500 per kg, bahkan ada yang sampai Rp8.000 per kg. Kemudian, Gabah Kering Giling (GKG) sudah ada yang Rp8.200-Rp8.500 per kg.

“Jadi kalau GKP maupun GKG dengan harga segitu, gampangnya dikali 2 saja, dikali 2 memang akan menghasilkan segitu harga (berasnya), nggak jauh dari situ,” kata Ketut.

Ketut menuturkan, setelah berkoordinasi dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan pemangku kepentingan lainnya, harga GKP/GKG menjadi tinggi itu disebabkan karena produksinya yang memang sedikit terkoreksi, imbas dari El Nino yang panjang.

“Ada beberapa petani kita yang jadi gagal panen. November atau Desember dia tanam tapi besoknya kering, akhirnya dia ngulang tanam. Dan itu pun berdasarkan KSA BPS, memang ada koreksi sedikit terkait dengan produksinya,” tuturnya.

“Nah yang selanjutnya, penyebab GKP tinggi juga adalah sewa lahan yang sudah naik. Dulu dapat Rp3 juta sekarang nggak dapat, sudah Rp12 jutaan,” lanjut Ketut.

Dan, kondisi itu diperparah harga pupuk yang naik, akibat perang yang terjadi di Ukraina.

“Itulah yang menyebabkan GKP/GKG nya naik. Kalau GKP/GKG naik, maka sudah pasti harga beras juga naik,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKNusantara.co. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKNusantara.co", caranya klik link https://t.me/detiknusantara, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis :
Editor :
Sumber :

Berita Terkait

Jokowi Sebut Sektor UMKM Sokong PDB Nasional Sebesar 61 Persen
Pasangan Dokter Vivi dan Dokter Beng Raih The First Presidential PT. Tren Global Teknologi
Program Makan Gratis Diberlakukan 2045, Utang RI Naik
Istri Komandan TKN Prabowo-Gibran Jadi Komisaris Baru Pertamina Patra Niaga
Akhirnya Terungkap Teka-Teki Emas 57 Ton Milik Soekarno di Swiss
OJK Cabut Izin Usaha 4 Bank yang Dinyatakan Bankrut, Ini Daftarnya
Kepala Bapanas: Pembatasan Pembelian Beras di Ritel Demi Pemerataan
Erick Thohir Ungkap Penyebab Harga Beras Di Indonesia Naik

Berita Terkait

Jumat, 8 Maret 2024 - 06:15 WIB

Jokowi Sebut Sektor UMKM Sokong PDB Nasional Sebesar 61 Persen

Senin, 4 Maret 2024 - 11:07 WIB

Pasangan Dokter Vivi dan Dokter Beng Raih The First Presidential PT. Tren Global Teknologi

Senin, 26 Februari 2024 - 06:33 WIB

Program Makan Gratis Diberlakukan 2045, Utang RI Naik

Jumat, 23 Februari 2024 - 13:01 WIB

Istri Komandan TKN Prabowo-Gibran Jadi Komisaris Baru Pertamina Patra Niaga

Senin, 19 Februari 2024 - 07:44 WIB

Akhirnya Terungkap Teka-Teki Emas 57 Ton Milik Soekarno di Swiss

Senin, 19 Februari 2024 - 07:05 WIB

OJK Cabut Izin Usaha 4 Bank yang Dinyatakan Bankrut, Ini Daftarnya

Selasa, 13 Februari 2024 - 04:43 WIB

Kepala Bapanas: Pembatasan Pembelian Beras di Ritel Demi Pemerataan

Selasa, 13 Februari 2024 - 04:25 WIB

Erick Thohir Ungkap Penyebab Harga Beras Di Indonesia Naik

Berita Terbaru

Ekonomi & Bisnis

Jokowi Sebut Sektor UMKM Sokong PDB Nasional Sebesar 61 Persen

Jumat, 8 Mar 2024 - 06:15 WIB

Ekonomi & Bisnis

Program Makan Gratis Diberlakukan 2045, Utang RI Naik

Senin, 26 Feb 2024 - 06:33 WIB